Kadar Glukosa dan Trigliserida Darah Kerbau Karapan
yang Diberi Latihan dengan Interval Berbeda

(BLOOD GLUCOSE AND TRIGLYSERIDE LEVELS OF EXERCISING
SWAMP BUFFALOES UNDER VARIOUS EXERCISE INTERVAL)

NYOMAN SADRA DHARMAWAN1 DAN I GEDE MAHARDIKA2

1Laboratorium Patologi Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Denpasar, E-mail:[email protected]
2Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakukltas Peternakan
Universitas Udayana Denpasar

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan pacu terhadap kadar glukosa dan trigliserida kerbau karapan (mekepung). Penelitian dilaksanakan di Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali.
Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi. Sebagai petak utama adalah perlakuan terhadap berat badan: 300 kg (B1); 340 kg (B2); dan 380 kg (B3). Sedangkan anak petaknya adalah perlakuan terhadap latihan pacu: (L1) yaitu kerbau tidak diberi latihan; (L2) dilatih 5 menit / hari; (L3) dilatih 10 menit / hari; dan (L4) dilatih 15 menit / hari. Pakan berupa rumput raja dan air minum diberikan ad libitum. Latihan dilakukan pada lintasan yang sama dengan keliling 114 m.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa dan trigliserida kerbau karapan setelah pacuan, dipengaruhi oleh lama latihan (P

Kata kunci: Glukosa, trigliserida, kerbau, latihan.

ABSTRACT

A study to determine the effect of exercise on blood glucose and triglyceride levels of exercising swamp buffaloes had carried out at Candikusuma village, Melaya district, Jembrana municipal, Bali.
The experimental design used was a split-plot design with three main plots consisted of three level body weights (300 kg (B1), 340 kg (B2), and 380 kg (B3)) and four levels of exercise, e.g with out exercise as control (L1), was exercised 5 minute / day (L2), 10 minute / day (L3), and 15 minute / day (L4). Buffaloes were fed king grass and water ad libitum. The exercise was done on a flat circular track (114 m circumference).
The result showed that blood glucose and triglyceride levels of exercising swamp buffaloes after racing were influenced by time during the course undertaking exercise (P

Key words: Glucose, triglyceride, buffaloes, exercise

PENDAHULUAN
Kerbau adalah ternak ruminansia yang besar jasanya bagi kehidupan manusia. Selain bermanfaat sebagai penghasil daging dan tenaga kerja, kerbau juga digunakan sebagai pelengkap upacara keagamaan dan sarana hiburan. Di Bali, pemanfaatan kerbau sebagai sarana hiburan adalah dalam bentuk kerbau karapan (mekepung). Kerbau karapan merupakan salah satu hiburan spesifik yang berasal dari Kabupaten Jembrana, Bali. Atraksi ini, biasanya dilakukan pada awal musim kemarau atau setelah musim panen padi (Sumadi et al., 1986; Djagra, 1994).
Dengan adanya kerbau karapan, telah mendorong masyarakat, khususnya petani memelihara kerbaunya dengan baik. Hal ini terbukti lewat usaha yang telah dilakukan, diantaranya adalah menggunakan pejantan sehat untuk meningkatkan kualitas keturunannya. Djagra (1994) melaporkan bahwa melalui kerbau karapan telah terjadi suatu seleksi terhadap kerbau-kerbau yang berkualitas dan pelestarian hewan itu sendiri.
Penelitian tentang kebutuhan energi untuk kerja pada kerbau di daerah tropis lembab sudah pernah dilakukan (Mahardika, 1996; Mahardika et al., 2000a; 2000b). Namun, sampai saat ini laporan mengenai gambaran biokimiawi darah: kadar glukosa dan trigliserida kerbau karapan masih langka. Apalagi yang didasarkan atas frekuensi latihan dan berat badan, dalam hubungannya dengan ketahanan ternak itu sendiri. Penelitian ini dikerjakan dengan tujuan dapat menambah informasi tentang kadar glukosa dan trigliserida darah kerbau karapan di kabupaten Jembrana.

MATERI DAN METODE
Materi
Penelitian ini menggunakan tiga pasang kerbau lumpur (Buballus bubalis). Setiap pasang terdiri dari dua ekor kerbau, sehingga jumlah kerbau yang digunakan adalah enam ekor. Berat badan kerbau berkisar antara 300 sampai 380 kg. Kerbau ditempatkan dalam kandang metabolik yang masing-masing dilengkapi tempat pakan, minum, penampung kotoran, dan urin. Pakan yang diberikan selama penelitian adalah rumput raja (king grass) umur 45 sampai 55 hari dalam bentuk segar. Air minum diambil dari sumur, diberikan dua kali sehari. Baik rumput maupun air diberikan ad libitum.
Bahan-bahan penelitian lainnya adalah: alkohol 70 %, spoit, tabung venoject 10 ml berantikoagulan heparin, reagen strip untuk pemeriksaan kadar glukosa, pereaksi kit (Bohringer) untuk kadar trigliserida, akuades, dan kertas tisu. Sementara itu, peralatan yang digunakan di laboratorium untuk mendukung penelitian ini adalah: spektrofotometer tipe 720 (Spectronicâ), beberapa jenis tabung reaksi, kuvet, dan sentrifus. Peralatan lainnya di lapangan adalah cikar.

Metode
Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi dengan rancangan dasar adalah rancangan acak kelompok (RAK). Sebagai petak utama adalah berat badan: 300 kg (B1); 340 kg (B2); dan 380 kg (B3). Anak petaknya adalah lama latihan: tanpa diberi latihan (L1); dilatih 5 menit / hari (L2); dilataih 10 menit / hari (L3); dan dilatih 15 menit per hari (L4). Setiap perlakuan diulang dua kali. Periode latihan masing-masing perlakuan adalah dua minggu.
Pengambilan darah kerbau untuk kontrol dilakukan sebelum kerbau diberi latihan pacu. Sedangkan pengambilan darah selanjutnya dilakukan setelah satu periode latihan pacu. Darah kerbau diambil melalui vena jugularis (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988), kemudian ditampung dalam venoject yang telah berisi anti koagulan heparin. Pemeriksaan kadar glukosa darah ditentukan dengan metode GOD-PAP. Sedangkan trigliserida darah diperiksa dengan metode uji secara kolorimetri (Mahardika, 1996).

Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian. Apabila terdapat perbedaan yang nyata (P HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Glukosa
Kadar glukosa darah kerbau karapan hasil penelitian ini memperlihatkan adanya perbedaan seiiring dengan lama latihan, baik sebelum dan setelah pacuan (P0,05) terhadap glukosa darah.
Lebih lanjut, pada uji wilayah berganda Duncan (Tabel 1) diketahui bahwa kadar glukosa darah kerbau sebelum pacuan, yang tidak mendapat latihan (72,83 mg/dl) lebih tinggi (P

Tabel 1. Hasil Uji Wilayah Berganda Duncan Perbedaan Waktu Latihan terhadap Kadar
Glukosa Darah Kerbau Karapan

Latihan Sebelum Pacuan Setelah Pacuan
Rataan Signifikansi Rataan Signifikansi
051015 72,8370,8369,0067,00 abbc 182,67179,17160,00158,67 abcc

Keterangan: Nilai dengan huruf yang berbeda ke arah kolom menunjukkan berbeda nyata
(P0,05).

Lebih rendahnya kadar glukosa kerbau yang mendapat latihan disebabkan karena kerbau-kerbau yang dilatih lebih baik adaptasinya dibandingkan kerbau-kerbau yang tidak dilatih. Sehingga keadaan stres yang dialami kerbau yang dilatih lebih rendah dibandingkan dengan kerbau-kerbau yang tidak dilatih. Peningkatan kadar glukosa pada kerbau setelah pacuan disebabkan karena terjadi peningkatan mobilisasi glukosa dan simpanan glikogen otot, sintesa glukosa dari asam amino dan gliserol (glukoneogenesis) dan terjadi hambatan masuknya glukosa dari darah ke dalam sel (Mahardika, 1996).

Kadar Trigliserida
Seperti pada kadar glukosa, kadar trigliserida darah kerbau karapan pada penelitian ini juga memperlihatkan adanya perubahan. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebelum pacuan, perbedaan berat badan kerbau dan lama latihan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar trigliserida darah. Sedangkan setelah pacuan, perbedaan lama latihan berpengaruh (P Lebih lanjut pada uji wilayah berganda Duncan (Tabel 2) diketahui bahwa kadar trigliserida darah kerbau sebelum pacuan, yang tidak mendapat latihan (30,16 mg/dl) tidak berbeda (P>0,05) dengan kadar trigliserida darah kerbau yang dilatih lima menit (28,50 mg/dl), sepuluh menit (29,50 mg/dl), dan 15 menit (29,33 mg/dl). Setelah pacuan, rata-rata kadar trigliserida darah kerbau tersebut sama-sama mengalami peningkatan. Kerbau yang tidak mendapat latihan kadar trigliserida darahnya (40,333 mg/dl) lebih rendah (P Tabel 2. Hasil Uji Wilayah Berganda Duncan Perbedaan Waktu Latihan terhadap Kadar
Trigliserida Darah Kerbau Karapan

Latihan Sebelum Pacuan Setelah Pacuan
Rataan Signifikansi Rataan Signifikansi
051015 30,1628,5029,5029,33 aaaa 40,3345,6649,1658,50 abcd
Keterangan: Nilai dengan huruf yang berbeda ke arah kolom menunjukkan berbeda nyata
(P0,05).
Pada saat kerja akan terjadi perubahan status hormon. Diantaranya terjadi peningkatan hormon epineprin, tiroksin, dan glukagon. Sementara itu akan terjadi penurunan insulin. Semua kondisi ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas lipase. Adanya peningkatan aktivitas lipase akan menyebabkan peningkatan proses lipolisis, sehingga terjadi peningkatan kadar trigliserida dalam darah (Power dan Howley, 1991).

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Kadar glukosa dan trigliserida darah kerbau karapan nyata dipengaruhi oleh lama latihan.
2. Pada keadaan dipacu, kadar glukosa dan trigliserida darah akan mengalami peningkatan. Ternak yang dilatih mengalami perubahan kadar glukosa lebih sedikit dibanding ternak yang tidak dilatih.
3. Kerbau yang dilatih 15 menit lebih mampu beradaptasi dengan beban kerja atau pacuan yang diberikan.

UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada sejawat drh. I Ketut Darka dan kawan-kawan. Ucapan yang sama disampaikan pula kepada Bapak I Wayan Welun dan seluruh keluarga atas bantuan teknis dan fasilitas yang disediakan.

DAFTAR PUSTAKA
Djagra, I.B. 1994. Peranan Manajemen untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Ternak. Pidato pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Udayana.
Mahardika, I G. 1996. Kinerja Kerbau Betina pada Berbagai Beban Kerja serta Implikasinya Terhadap Kebutuhan Energi dan Protein Pakan. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Mahardika, I G., D. Sastradipradja, I K. Sumadi and T. Sutardi. 2000a. Nutrient requirements of exercising swamp buffalo, Bubalus bubalis, from materials balance and in vivo body composition by the body density method. I. Aspects of energy and protein metabolism in working cows. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 13 (5): 605 – 612.
Mahardika, I G., D. Sastradipradja, T. Sutardi and I K. Sumadi. 2000b. Nutrient requirements of exercising swamp buffalo, Bubalus bubalis, from materials balance and in vivo body composition by the body density method. II. Details of work energy of cows and their relation to heart rate. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 13 (7): 1003 – 1009.
Power, S. K. and E. T. Howley. 1991. Exercise Physiology. Theory and Application to Fitness and Performance. WmC. Brown Publishers.
Smith, J. B. dan S. Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI Press. Jakarta.
Steel, R. G. D. and J. H. Torrie. 1981. Principles and Procedures of Statistics A Biometrical Approach. International Student Edition. McGraw-Hill International Book Company.
Sumadi, I K., I B. Sudana, I W. Sukanten, I G. Mahardika, dan I K. Budaarsa. 1986. Studi Makanan Kerbau Pacuan di Kabupaten Dati II Jembrana (Bali). Laporan Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana.