Wed 6 Apr 2005
Kepekaan Streptococcus equi Subsp. Zooepidemicus terhadap Antimikroba Kanamisin, Streptomisin, Ceftriakson dan Danofloksasin
Posted by iwanhu under Jvet Vol 2(4) 2001Kepekaan Streptococcus equi Subsp. Zooepidemicus terhadap Antimikroba Kanamisin, Streptomisin, Ceftriakson dan Danofloksasin
SENSITIFITY OF STREPTOCOCCUS EQUI SUBSP. ZOOEPIDEMICUS
TO ANTIMICROBIAL KANAMYCIN, STREPTOMYCIN,
CEFTRIAXONE AND DANOFLOXACINE
Samsuri 1) dan Iwan Harjono Utama 2)
1. Laboratorium Farmakologi
2. Laboratorium Biokimia, E-mail:[email protected]
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana J.L P.B. Sudirman Denpasar Bali 80232
ABSTRAK
Tigapuluh isolat klinik Streptococcus equi subsp. zooepidemicus yang berasal dari babi dan empat isolat asal kera diuji kepekaannya terhadap antimikroba kanamisin, streptomisin, ceftriaxone dan danofloksasin. Pengujian dilakukan dengan kertas cakram uji yang mengandung antibiotika kemudian dilakukan pengukuran diameter hambatannya (Anon. 1982 dan Anon. 1984). Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 26 isolat asal babi dan empat isolat asal kera masih peka terhadap kanamisin, 22 isolat asal babi dan tiga isolat asal kera masih peka terhadap streptomisin; 30 isolat asal babi dan empat isolat asal kera masih peka terhadap ceftriaxone dan danofloksasin.
Kata kunci : S. equi subsp zooepidemicus, resistensi antimikroba
ABSTRACT
Thirty isolate of streptococcus equi subsp.zooepidemicus from clinical cases in pigs and four isolate from monkeys were tested for the susceptibility against four antimicrrobials: kanamycin, streptomycin, cefriaxone, and danofloxacine. Antimicrobial sensitivity test was conducted using the paper disc difussion method described by ann 1982 and anon 1984.
Results indicated that 26 isolate from pigs and the four isolate from monkeys were sensitive to kanamycin; 22 and three isolates from pigs and monkeys were sensitive to streptomycin,respectively. All of the isolate both from pigs and monkeys were sensitive to either cefriaxone or danofloxacine.
Key words : S. equi subsp zooepidemicus, resistency of antimicroba
PENDAHULUAN
Streptococcus equi subsp. zooepidemicus adalah penyebab wabah streptokokosis pada babi dan monyet di Bali, kejadian ini pada tahun 1994 dan hingga tahun 1999 masih ditemukan bakteri tersebut pada babi yang dipotong (Utama et al., 1999). Sebanyak 34 isolat berhasil didapat dari kasus klinik ( 30 isolat asal babi dan 4 isolat asal monyet) pada berbagai daerah di Indonesia seperti Sulawesi Selatan, Lampung dan Bali. Pengujian kepekaan yang dilakukan Pasaribu et al. (1995) menunjukkan sebagian besar bakteri masih peka terhadap antimikroba ampisilin (30 isolat), penisilin (32 isolat), eritromisin (33 isolat), minosiklin (34 isolat) dan telah resisten terhadap tetrasiklin (30 isolat).
Penelitian ini bertujuan memberi informasi mengenai kepekaan isolat Streptococcus equi subsp. zooepidemicus terhadap antimikroba kanamisin, streptomisin, ceftriaxone dan danofloksasin.
MATERI DAN METODE
Semua isolat bakteri telah diuji dan dikonfirmasi sebagai Streptococcus equi subsp. zooepidemicus (Utama, 1998). Pengujian kepekaan terhadap antimikroba dilakukan dengan cara menumbuhkan isolat yang baru didapat dari kasus klinik pada agar yang mengandung darah domba 5% dengan medium dasarnya yaitu blood agar base (Difco, USA). Pada setiap cakram uji yang digunakan tiap cakramnya mengandung kanamisin (30 mg), streptomisin (10 mg), ceftriaxone (30 mg) (Oxoid, England) dan danofloksasin (5 mg) (Difco, USA). Kepekaan bakteri dinilai dengan mengukur diameter hambatan pertumbuhan (Anon., 1982; Anon., 1984). Dilakukan pengulangan sebanyak dua kali dan nilai kepekaan merupakan nilai rata-ratanya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebaran kepekaan isolat Streptococcus equi subsp. zooepidemicus tertera pada Tabel 1. di bawah ini. Dari Tabel tersebut jelas bahwa sebagian besar isolat asal babi masih peka terhadap antimikroba yang diuji.
Tabel 1. Sebaran Kepekaan Isolat Streptococcus equi subsp. zooepidemicus
Isolat Asal Babi dan Monyet
Jenis antimikroba Peka Intermedier Resisten
babi monyet babi monyet babi monyet
Kanamisin 26 4 3 0 1 0
Streptomisin 22 3 8 1 0 0
Ceftriaxone 30 4 0 0 0 0
Danofloksasin 30 4 0 0 0 0
Kanamisin merupakan antimikroba yang termasuk dalam kelompok aminoglikosida. Kanamisin sangat baik melawan bakteri GRam negatif khususnya bakteri coliform (Brander et.al., 1991). Pada table 1 terlihat Streptococcus equi subsp. zooepidemicus asal babi masih peka terhadap kanamisin (86,7%), intermedier (10%) dan resisten (3,3%). Sedangkan semua isolat Streptococcus equi subsp. Zooepidemicus asal monyet masih peka terhadap kanamisin (100%). Terjadinya resistensi dan kurang pekanya Streptococcus equi subsp. zooepidemicus asal babi terhadap kanamisin ada beberapa faktor yang memungkinkan; pertama terjadinya mutasi yang mengakibatkan perubahan deret protein ribosom yang merupakan tempat kanamisin terikat, kedua menurunnya uptake kanamisin oleh sel, dan ketiga menurunnya permeabelitas sel terhadap antibiotika (Brander et.al., 1991).
Hasil pengujian kepekaan Streptococcus equi subsp. zooepidemicus asal babi dan monyet terhadap streptomisin menunjukkan 73,3% dan 75% isolat masih peka, 26,7% dan 25% intermedier dan 0% resisten. Hasil ini menunjukkan terjadi penurunan kepekaan Streptococcus equi subsp. zooepidemicus asal monyet terhadap streptomisin
tetapi belum sampai pada tingkat resisten meskipun sudah pada tingkat intermedier. Mekanisme terjadinya penurunan kepekaan ini mungkin sama seperti terjadinya penurunan kepekaan dan resistensi pada kanamisin, karena kedua obat ini satu golongan dalam aminoglikosida dan kedua obat ini juga bersifat ototoksik dan nefrotoksik (Brander et.al., 1991 dan Yolande, 1996). Uji kepekaan kanamisin dan streptomisin terhadap beberapa spesies streptococcus juga dilakukan oleh Pratiwi et.al. (1999) antara lain Streptococcus viridans (20% dari 531 isolat dan 29% dari 735 isolat), Streptococcus beta-hemolyticus (33% dari 201 isolat dan 38% dari 217 isolat), Streptococcus non-hemolyticus (30% dari 63 isolat dan 26% dari 88 isolat), Streptococcus pneumonia (37% dari 19 isolat dan 41% dari 27 isolat) dan Streptococcus pyogenes (0% dari 1 isolat dan 50% dari 2 isolat). Semua isolat didapatkan dari menusia yang menderita streptococcosis. Dari hasil kedua pengujian tersebut dapat dikukuhkan bahwa streptomisin kurang baik untuk mengendalikan infeksi streptococcu sp khususnya Streptococcus equi subsp. Zooepidemicus.
Tabel 1. Hasil uji hambatan beberapa antimikroba terhadap
solat Streptococcus equi subsp. zooepidemicus
yang berasal dari babi dan kera.
No. Asal Isolat Diameter hambatan (mm)
Kanamisin Streptomisin Ceftriaxone Danofloksasin
1 Babi 12,0 16,0 22,0 22,0
2 Babi 20,0 16,5 21,5 21,5
3 Babi 22,0 13,5 21,0 21,0
4 Babi 21,0 15,0 21,0 21,5
5 Babi 20,0 12,0 22,0 22,0
6 Kera 21,0 15,5 21,0 23,0
7 Kera 19,0 16,5 22,0 23,5
8 Kera 20,5 17,0 22,5 22,0
9 Kera 20,0 13,0 22,0 21,5
10 Babi 15,0 15,0 24,0 23,0
11 Babi 19,5 15,5 23,0 23,5
12 Babi 18,0 16,0 22,5 23,5
13 Babi 18,5 12,5 22,0 23,5
14 Babi 19,0 13,0 23,5 24,0
15 Babi 19,0 16,5 22,0 22,5
16 Babi 21,0 18,0 17,5 21,0
17 Babi 24,0 18,0 21,0 22,0
18 Babi 22,0 17,0 21,0 21,5
19 Babi 22,0 17,0 22,0 22,5
20 Babi 21,0 13,0 23,0 23,0
21 Babi 20,5 12,0 24,0 24,0
22 Babi 20,5 17,5 23,0 23,0
23 Babi 20,0 18,0 22,5 23,0
24 Babi 21,5 16,5 22,0 24,0
25 Babi 22,0 16,0 22,0 21,0
26 Babi 15,0 15,0 21,0 22,0
27 Babi 19,5 15,0 22,0 23,5
28 Babi 19,0 14,0 24,0 23,0
29 Babi 19,0 16,5 23,0 22,0
30 Babi 22,5 16,0 22,0 22,5
31 Babi 20,0 15,0 22,0 21,0
32 Babi 16,5 17,0 21,5 21,0
33 Babi 19,0 17.0 21,0 21,5
34 Babi 19,5 12,5 22,0 22,0
Tabel 2. Nilai rujukan kepekaan bakteri terhadap beberapa
antimikroba secara in vitro (mm)
No. Jenis antimikroba Peka Intermedier Resisten
1 Kanamisin* >18 14-17
2 Streptomisin* >15 12-14
3 Ceftriaxone** >21 14-20
4 Danofloksasin** >21 16-20
* = buatan Oxoid (UK), ** = buatan Difco (USA)
Danofloksasin adalah antimikroba golongan Quinolon yang aktiv melawan bakteri Gram positif dan negatif. Obat ini sangat efektif untuk melawan bakteri golongan mikoplasma sp. dan staphylococcus sp. tetapi relatif rendah aktivitasnya terhadap Corynebacterium pyogenes. Obat ini bekerja dengan jalan menghambat kerja enzim DNA gyrase bakteri. (Tillotson, 1996 dan Yolande, 1996). Pada table terlihat semua isolat Streptococcus equi subsp. Zooepidemicus asal monyet dan babi masih peka 100% terhadap danofloksasin.
Ceftriaxone adalah antimikroba golongan cephalosporine generasi ketiga yang aktif melawan bakteri Gram positif dan negatif. Rumus bangun antimikroba ini mengandung cincin b laktam sehingga resisten terhadap pengahancuran oleh enzim b laktamase (penicillin sangat rentan terhadap enzim ini) (Yolande, 1996).
Hasil penelitian diatas menunjukkan semua isolat Streptococcus equi subsp. Zooepidemicus asal babi dan monyet masih peka terhadap ceftriaxone.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji kepekaan Streptococcus equi subsp. zooepidemicus asal babi dan monyet terhadap kanamisin dapat disimpulkan peka (86,7%), intermedier (10%) dan resisten (3,3%), sedangkan semua isolat asal monyet masih peka. Terhadap streptomisin peka 73,3% dan 75%, intermedier 26,7% dan 25% dan resisten 0%. Terhadap ceftriakson dan danofloksasin semua isolat asal babi dan monyet masih peka.
Untuk mengetahui secara pasti tentang terjadinya penurunan kepekaan dan resistensi kuman terhadap beberapa antimikroba tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
PUSTAKA
Anonimous. 1982. The Oxoid manual of culture media ingredients and other laboratory services. 5th Ed.Oxoid Limited, Hampshire-U.K.
_________. 1984. Difco manual : Dehydrated culture media and reagents for microbiology. 10th Ed. Difco Laboratories, Detroit-USA.
Brander, G.C., D.M. Pugh, R.J. Bywater dan W.L. Jenkins. 1991. Veterinary Applied Pharmacology and Therapeutics. Fifth Edition. ELBS with Bailliere Tindal. Hal.452-488.
Pasaribu. F. H., I W. T. Wibawan, M. Poelongan dan Ch. Laemmler. 1995. Identifikasi dan karakterisasi streptokokus serogrup C dari wabah penyakit pada babi dan kera di Indonesia. Makalah Pertemuan Ilmiah tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia di Ujung Pandang, 6-7 desember 1995.
Pratiwi, S., A. Rahim, T. Mirawati,S., Ikaningsih, Ariyani, K., T. Hutabarat, Suharto, R. Sardjito dan A. Subandrio. 1999. Laporan Tahunan Hsil Uji Resistensi Bakteri Terhadap Berbagai Antibiotika. Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tillotson, G.S. 1996. Quinolones: Structure-Activity Relationships and Future Predictions. Review Article. The Pathological Society of Great Britain and Ireland. J.Med.Microbiol. Vol.44, 320-324.
Utama., I. H. 1998. Ekspresi Fenotip dan Aktivitas Biologi Streptococcus Grup C Isolat asal Babi dan Kera. Disertasi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Utama, I. H., F. H. Pasaribu, I W. T. Wibawan dan A. L. T. Rompis. 1999. Studi Respon Imunologis terhadap Streptococcus equi subsp. zooepidemicus : Kajian Sifat Biologi dan Usaha Peningkatan Imunogenisitasnya. Laporan Hasil Penelitian Hibah Bersaing VI / 2. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
Yolande, M.B. 1996. The Veterinary Formulary. Handbook of Medicines Used in Veterinary Practice. Third Edition. Royal Pharmaceutical Society of Great Britain and British Veterinary Association. Hal.83-118.