Wed 6 Apr 2005
PROPTOSIS BULBI MERUPAKAN SUATU MASALAH OCULAR EMERGENCY PADA ANJING
Posted by admin under Jvet Vol 4(4) 2003PROPTOSIS BULBI MERUPAKAN SUATU MASALAH
OCULAR EMERGENCY PADA ANJING
(PROPTOSIS BULBI IS AN OCULAR EMERGENCY CASE IN DOG)
Cucu Kartini Sajuthi
Praktek Dokter Hewan Bersama 24 Jam, Drh. Cucu Kartini dkk.
Ruko Nirwana Sunter Asri Tahap III Blok J1/2 (Pusat), Jakarta Utara.
Ruko Green Garden Blok I 9/35 Jakarta Barat, (Cabang).
Abstrak
Proptosis bulbi adalah menonjolnya bola mata keluar dari rongga mata. Keadaam ini merupakan kasus mata darurat, terjadi karena benturan atau trauma benda tajam atau tumpul. Pada anjing ras brachiocephalic yang mempunyai palpebrae fisure yang panjang, dan anatomi mata yang buphthalmos adanya sedikit tekanan pada zygomatic arch dan akibat memegang/restrain yang salah waktu penanganan akan menimbulkan proptosis. Melalui pengertian tahapan-tahapan pertolongan pertama dan penanganan yang tepat dan sistematis diharapkan kebutaan dapat dicegah demikian pula rasa sakit dapat dihilangkan. Ada tiga metode penanganan terbaik berdasarkan tingkat keparahan proptosis adalah, reposisi, canthotomy tarsorraphy dan enukleasi.
Kata kunci: proptosis, ras predisposisi, canthotomy tarsorraphy, enukleasi.
Abstract
Proptosis bulbi is characterized by the protrusion of the eyeball from its eye socket. This is an ocular emergency case and can be caused by a forceful hit from a sharp or blunt object on the eye. In brachiocephalic dog breeds, characterized by long fissures of the palpebrae, and having a buphthalmic eye anatomy, a slight pressure on the zygomatic arch or wrong handling or restraint can cause proptosis. Blindness can be prevented and pain reduced by a well understood series of emergency measures taken and with right, systematic handling of a patient. Three good methods of treatment based on the seriousness of the proptosis are: (1) reposition, (2) canthotomic tarsorraphy and enucleation.
Key words: proptosis, brachiocephalic breeds, canthotomic tarsorraphy, enucleation.
PENDAHULUAN
Pasien dengan permasalahan mata yang bersifat darurat dapat disebabkan oleh trauma/benturan dan karena penyakit. Trauma karena benturan langsung maupun tidak langsung ke organ mata, dalam hal ini termasuk kejadian luksasio/prolapsus bola mata akibat berkelahi atau benturan benda tumpul, kecelakaan tertabrak mobil. Trauma langsung pada daerah mata juga dapat menimbulkan robeknya kelopak mata, konjungtiva, kornea dan kerusakan bagian dalam bola mata.
Keadaan darurat akibat penyakit umumnya ditandai dengan perkembangan kerusakan matanya berjalan begitu cepat (1 –2 hari) sampai mencapai rasa sakit yang berlebihan, kebutaan atau kerusakan bagian dalam bola mata. Untuk itu diperlukan pengobatan langsung. Contohnya pada kasus glaucoma, luksasio lensa, kebutaan yang mendadak sehubungan dengan kasus posterior uveitis, melepasnya retina detachment, dan perdarahan pada retina dan ruang anterior. Pada bahasan ini hanya difokuskan pada proptosis bulbi karena trauma.
LUKSASIO/PROPTOSIS BULBI
Proptosis atau luksasio bulbi adalah menonjolnya bola mata keluar dari rongga mata. Merupakan salah satu kasus mata darurat, biasanya karena kecelakaan mobil, benturan akibat berkelahi dengan binatang lain, atau tendangan. Tekanan pada lengkung zigomatik akan mendorong bola mata keluar dari palpebrae fissure dan sering disebut luksasio. Jika mata nampak menonjol, konjungtiva merah dan bengkak secara mendadak, ini menunjukkan pembuluh darah arterial mata mungkin masih baik tetapi drainase vena tersumbat. Kornea mata akan mengalami kekeringan dan rusak, demikian pula saraf mata mengalami kerusakan yang tidak dapat disembuhkan, walaupun kejadiannya belum beberapa jam.
Ras brachycephalic seperti Pekingese dan Shih Tsu merupakan ras predisposisi yang perlu perhatian dalam kasus luksasio ini. Pada kedua ras ini bola mata bertengger begitu dangkal, terbuka antar kelopak mata( besar/”belo”). Aktifitas anjing yang berlebihan atau dalam keadaan marah sudah dapat membuat bola mata luksasio. Bola mata juga akan mudah luksasio jika penanganan waktu memeriksa mata terlalu kasar, oleh karena itu menenangkan/restrain pasien Pekingese tidak boleh menjambak kulit tengkuknya, lebih baik gunakan handuk mengelilingi lehernya untuk mencegah timbulnya luksasio bola mata akibat penanganan.
Pertolongan pertama yang perlu disarankan adalah dengan cara menekan balik kearah kantung bola mata sesegera mungkin, sayangnya pemilik jarang yang berhasil menanganinya.
Jika memasukkan kembali ke dalam kantung bola mata tidak berhasil, bola mata harus dilindungi dari kekeringan dan kerusakan lebih parah. Dapat disarankan untuk menetesi dengan minyak zaitun/ minyak kelapa. Pasien sesegera mungkin dibawa ke dokter hewan.
Apa yang harus dikerjakan oleh Dokter Hewan ?
Sebagai dokter hewan kita harus memeriksa keseluruhan mata, baik otot-otot yang robek sampai syaraf/optic disk secara global terutama pada kasus darurat mata yang terlihat berdarah, selanjutnya lakukan pencucian luka dengan hati-hati menggunakan cairan fisiologis. Lakukan pemeriksaan lebih teliti lagi agar dapat menentukan penanganan selanjutnya yang lebih tepat.
Dilihat dari tingkat keparahannya proptosis terbagi menjadi 3 bagian.
1. Proptosis ringan, yaitu bola mata nampak menonjol keluar tanpa ada perdarahan.
2. Proptosis sedang, yaitu bola mata nampak menonjol disertai perdarahan atau luka tanpa kerusakan otot yang berarti dan lamanya kejadian tidak lebih dari 15 menit untuk ras Pekingese dan kurang dari 2 jam untuk ras lainnya.
3. Proptosis parah, yaitu bola mata menonjol disertai kerusakan syaraf dan sampai putusnya otot retraktor oculi anguli dan retraktor bulbi, sehingga daya lihat sudah dipastikan negatif/buta.
Pengobatan
Prinsip dasar adalah bola mata secepatnya harus diusahakan dikembalikan ke posisi normal, namun sayangnya tidak semua kasus ini dapat kita lakukan secara cepat dan memuaskan mengingat banyak klien yang tidak tahu mengatasi pada pertolongan pertama, serta umumnya klien tidak sesegera mungkin membawa hewannya ke dokter hewan. Namun demikian metoda pengobatan dan penangannyapun tergantung pada jenis proptosisnya.
Ada tiga metoda pengobatan untuk mengatasi proptosis sesuai dengan tingkat keparahannya
1. Metoda reposisi
Metoda ini sering digunakan untuk mengatasi proptosis yang ringan, dimana terdapat perdarahan yang minim dan tidak ada kerusakan pada otot mata. Proptosis ringan ini sering dijumpai pada ras Pekingese dan Shih Tzu, karena secara anatomi ras-ras ini mempunyai fisura palpebrae yang panjang antara 30—34 mm, sehingga dengan sedikit tegangan dari otot orbital serta tekanan dari kepala dapat menimbulkan proptosis. Untuk mendapatkan kemudahan, sebelum melakukan reposisi sebaiknya lakukan restrain baik tanpa sedasi maupun anastesi, selanjutnya angkat kelopak mata dorsal dan ventralis menggunakan allis forsep atau strabismus hook, lalu perlahan-lahan dan pasti serta usahakan mendekati posisi normal masukkan bola mata dengan cara menekan permukaan dengan kasa steril yang lembab, sampai dirasakan bola mata masuk ke rongga orbitalnya. Berikan lagi salf mata untuk pemakaian 7 hari.
2. Canthotomy dan tarsorraphy
Metode ini digunakan untuk mengatasi proptosis yang sedang, dimana otot mata masih utuh, tetapi sudah terjadi peradangan yang parah, dan bengkak yang agak hebat, sehingga usaha untuk memasukkan kembali bola mata ke posisi normal masih tidak sempurna. Dibawah pengaruh anastesi tarsorraphy sementara dan canthotomy dilakukan dengan cara menyayat lateral canthus sepanjang kurang lebih 1 cm, sehingga bola mata dapat ditekan masuk, selanjutnya dengan menggunakan benang 4/0 atau 5/0 jahitkan kembali sayatan yang dibuat tadi menggunakan jahitan sederhana, diikuti dengan penjahitan tarsorraphy (ventrikel matras) sebanyak 2 – 3 jahitan sambil menyisipkan slang karet kecil atau kancing khusus agar tidak terjadi iritasi benang dengan jaringan. Usahakan benang ditempatkan diantara cilia palpebrae dan sedikit lateral kelenjar meibomian, agar tidak menimbulkan entropion dan kerusakan pada kornea. Jahitan canthotomy dan tarsorraphy sementara dibuka 10-12 hari sesudah operasi.
Adanya kerusakan dan sobek otot medial rektus oculi dan medial retractor oculi sering menimbulkan keadaan mata menjadi juling/strabismus, keadaan ini tidak dapat dikoreksi dengan mudah karena memerlukan seorang ophthalmologist. Kadang- kadang bisa saja keadaan mata juling ini akan hilang secara spontan setelah 6-8 minggu. Sesudah operasi tarsorraphy dan canthotomy, anjing diberikan pengobatan antibiotik oral selama 7 hari. Jika jahitan sudah dibuka antibiotik salep/tetes mata masih harus diberikan 4 kali sehari untuk 10 hari. Jika terjadi uveitis, maka obat tetes atropin/cendomydriatil harus diberikan sehari sekali selama 3 hari.
3. Enucleasi bulbi
Cara ini digunakan jika kerusakan bola mata sangat parah karena syaraf serta otot- otot rusak dan mata sudah hampir 80% keluar dari tempatnya. Pendekatan operasi enucleasi atau pengangkatan bola mata dan konjungtiva juga digunakan pada penanganan kasus glaucoma yang menimbulkan kesakitan bagi penderita, radang kornea campuran yang mencair, dan neoplasia intraocular.
Tahapan tahapan operasi enukleasi :
i. Dibawah pembiusan umum, bersihkan dengan desinfektan providone iodine/betadine dari mulai kelopak mata, ke konjungtiva dan kornea.
ii. untuk memudahkan penyayatan kulit sebaiknya lekatkan dahulu kelopak mata atas dan bawah dengan menjahitkan, lalu sayat sekitar kelopak mata selebar 3-5 mm dari tepi kelopak mata.
iii. Pisahkan kulit kelopak mata atas dan bawah dari jaringan subkonjungtiva. Selama pemisahan ini usahakan perkecil pengaruh tekanan pada bola mata.
iv. Gunting ligamentum septum orbital dibagian medial kemudian lakukan yang sama di bagian lateral, dan lakukan preparasi ini sedekat mungkin dengan sklera untuk menghindari perdarahan yang hebat.
v. Gunting semua otot-otot penggantung bola mata sedekat mungkin dengan sklera, setelah bola mata hampir terlepas, putar 3600 dan jepit batang yang tersisa dengan menggunakan jepitan bengkok yang kuat.
vi. Jahit dengan kuat menggunakan benang 2/0-3/0 dibawah jepitan. Lalu potong sehingga seluruh bola mata terangkat.
vii. Jahitkan sisa otot dan jaringan secara matras menggunakan benang absorbable 3/0 –4/0.
viii. Terakhir jahitkan kulit dengan jahitan matras dan sederhana. Buka jahitan 10-12
hari pasca operasi.
Berikan obat antibiotik oral seperti Clavamox atau augmentine untuk 5 hari sesudah operasi, dan penghilang sakit untuk 2 hari.
Prognose
Tergantung pada lamanya kejadian dan tingkat keparahan proptosis. Jika proptosis ringan dan sedang tanpa kerusakan syaraf dan otot, prognosenya baik. Demikian juga jika kejadiannya kurang dari 1 jam pada ras lain dan kurang dari 15 menit untuk Pekingese, prognosenya baik. Tetapi jika kejadiannya sangat parah prognosenya buruk/buta.
Pencegahan
1. Pada Anjing Pekingese, perlakuan medial canthoplasty dapat dipertimbangkan sebagai pencegahan untuk terjadinya proptosis.
2. Usahakan dengan penuh empati untuk memberikan masukkan kepada pembiak untuk tidak mengembangbiakan ras anjing dengan palpebrae fissure yang terlalu panjang.
PUSTAKA
Stades. F.C , 1998. Ophthalmology for the Veterinary Practitioner, Schlutersche. Hal;. 49 –53. hal 31-34.
Kirk N. Gelatt, 1998. 3rd ed Veterinary Ophthalmology