Pengaruh Yoghurt Terhadap Kadar Kolesterol Total dan Profil Lipoprotein Serum Kelinci
(EFFECT OF YOGURT ON TOTAL CHOLESTEROL LEVEL AND SERUM LIPOPROTEIN PROFILE OF RABBIT)

I Nyoman Suarsana, I Gusti Agung Ayu Suartini dan Iwan H. Utama
Laboratorium Biokimia Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana
Kampus Unud Bukit Jimbaran, Bali

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian yoghurt terhadap kadar kolesterol total dan profil lipoprotein serum darah kelinci. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap dengan lima kelompok perlakuan (K,A,B,C,dan D). Kelompok K (kontrol tanpa perlakuan hiperkolesterolemia dan yoghurt), sedangkan kelompok A,B,C, dan D diberi perlakuan hiperkolesterolemia. Selanjutnya kelompok hiperkolesterolemia A, B, C dan D diberi perlakuan dengan yoghurt masing-masing 0; 2; 4; dan 6 cc/ekor/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian yoghurt sampai dengan dosis 6 cc/ekor/hari (kelompok D) selama 5 hari dapat menurunkan kadar kolesterol total serum darah kelinci secara nyata (P0,05). Profil kolesterol dan lipoprotein setelah pemberian yoghurt (kelompok D) adalah sebagai berikut: Kolesterol (71,8), HDL(26,43), Trigliserida (52,37), VLDL (10,47) dan LDL (34,93) mg/dl.

Kata-kata kunci: Yoghurt, Kolesterol, Lipoprotein, Trigliserida, Serum, Kelinci

ABSTRACT
The aim of this study was to know the effect yogurt on the total cholesterol level and the serum lipoprotein profile of rabbit. The experimental design used in this study was completely randomized design with 5 treatment groups. Group K (without hypercholesterolemia and yoghurt) whereas groups A, B, C, and D were respectively treated with 0, 2, 4, and 6 ml of yoghurt and all A, B, C, and D groups were treated for hypercholesterolemia. The result showed that treatment with 6 ml of yoghurt per day for 6 days could significantly reduce the total cholesterol level of rabbit, and increased HDL significantly compared to group A. Meanwhile, the level of triglyserids, LDL and VLDL tend to decrease but not significantly. The profile of cholesterol and lipoprotein in rabbit treated with yogurt were as follows. Group D : cholesterol (71.8), HDL (26.43), Triglyserid (52.37), VLDL (10.47), and LDL (34.93) mg/dl.

Key words: Yoghurt, Cholesterol, Lipoprotein, Triglyserid, Serum, Rabbit

PENDAHULUAN
Yoghurt adalah susu yang difermentasi oleh bakteri asam laktat (BAL) yaitu bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus dalam perbandingan 1:1 sehingga terbentuk produk dengan tekstur setengah padat. Hal ini disebabkan terjadinya koagulasi kasein dalam susu sehingga terbentuk gel (Gaman et al., 1992)
BAL sebagai bibit yoghurt yang ditumbuhkan dalam susu akan menyebabkan terbentuknya beberapa senyawa yang memberi aroma dan rasa pada yoghurt seperti: asam-asam non-volatil (laktat, piruvat, oksalat), asam-asam mudah menguap (format, asetat, propionat), senyawa karbonil (asetaldehida, aseton, asetoin) dan senyawa lain seperti asam-asam amino. Menurut Napitupulu (2003) sejumlah asam organik seperti asam glukoronat, propionat, folat dan laktat dapat berperan dalam penurunan kolesterol.
Asam propionat berperan menghambat sintesis kolesterol di dalam hati yaitu dengan jalan menekan aktivitas enzim 3-hidroksi-3-metil glutaril CoA reduktase, yang mana enzim tersebut sebagai salah satu pemicu sintesis kolesterol di dalam hati (Harianto, 1996).
Thomson et al., (1982) menyatakan susu fermentasi dapat menurunkan kadar kolesterol. Diduga di dalam susu hasil fermentasi ini terdapat senyawa yang bekerja menghambat aktivitas enzim beta hidroksi beta metilglutaril koenzim A (HMG-KoA) pada jalur sisntesis kolesterol.
Navder dan Fryer (1992) juga melaporkan bahwa skim milk Yoghurt dapat menurunkan kadar asam urotat dan asam urat dalam metabolisme asam lemak.
Selain metabolit hasil fermentasi yang diduga dapat berperan dalam menurunkan kadar kolesterol, yoghurt juga mengandung probiotik (yaitu bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus) dengan efek probiotik yang ditimbulkan adalah antara lain mampu mencegah infeksi usus, infeksi saluran genital, menghambat terjadinya tumor, dan dapat menyerap kolesterol sehingga mengurangi kadar kolesterol dalam darah dan meningkatkan digesti laktosa (Fetlinski et al., 1994 dalam Suarsana 2001)
Suplementasi 0,25% ragi tape sebagai sumber probiotik (mengandung Saccharomyces cerivisiae) dalam ransum secara nyata dapat menurunkan kadar kolesterol telur ayam Lohmann Brown umur 28-36 minggu (Suryani dan Bidura, 2000)
Pada tahun 1908, Ignatowski dari Rusia pertama kali memberi pakan yang mengandung banyak kolesterol pada kelinci percobaan dan menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum, sehingga mengakibatkan terjadinya aterosklerosis pada aorta dan pembuluh darah koroner (Manuck, 1983). Sejak saat itu, penelitian dan percobaan lainnya menunjukkan adanya hubungan kausal antara kadar kolesterol darah yang tinggi dengan terjadinya aterosklerosis (Cotran, 1988) dalam Deminshen (1991).
Kolesterol di dalam darah diangkut dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein yang tergolong berdensitas rendah yaitu LDL (Low density lipoprotein) dan VLDL (Very low density lipoprotein) adalah yang paling aterogenik, sedangkan yang tergolong dalam lipoprotein bedensitas tinggi yaitu HDL (High density lipoprotein) adalah yang berperan dalam pencegahan atau bersifat antiaterogenik (Abbott dan Wilson, 1988).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian yoghurt sebagai penurun kadar kolesterol total dan terhadap profil lipoprotein serum kelinci.

MATERI DAN METODA
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah kelinci umur + 5 bulan (jantan dewasa, jenis lokal), kuning telur, yoghurt diperoleh dari pasaran lokal dan kit komersial untuk pengukuran kolesterol (cat. no. CH 201, Randox), dan Trigliserida (cat no. TR 212, randox), alkohol, spektrofotometer New Gene Sys TM 20, spoit disposible syringe (alat suntik sekali pakai) 0,5 - 2 cc, kapas dan tabung reaksi.
Metode
Hewan percobaan
Sebanyak 25 ekor kelinci dengan berat badan rata-rata 1,5 kg dikelompokan secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan (Kelompok : K, A, B, C, dan D), masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor dan diberi kode. Kelompok K: sebagai kelompok kontrol tanpa perlakuan hiperkolesterolemia maupun pemberian yoghurt, sedangkan kelompok A, B, C, dan D merupakan kelompok dengan perlakuan hiperkolesterolemia.
Perlakuan hiperkolesterolemia adalah dengan cara pemberian kuning telur 2 gr/ekor/hari (Lidya, 2001) secara oral selama 7 hari. Pemberian yoghurt dengan dosis berturut-turut untuk kelompok A, B, C dan D adalah sebagai berikut: 0; 2; 4 dan 6 cc/ekor/hari, diberikan setelah perlakuan hiperkolesterolemia selama 5 hari.
Pengambilan dan Pemeriksaan sampel
Darah masing-masing kelinci untuk semua kelompok diambil setelah perlakuan hiperkolesterolemia dan 5 hari setelah pemberian yoghurt. Darah diambil melalui vena auricularis sebanyak 3 cc dan dimasukkan ke dalam tabung bersih. Darah didiamkan membeku selama 30 menit pada suhu kamar, kemudian dimasukkan kedalam lemari pendingin sampai serum keluar. Selanjutnya serum disimpan pada suhu 40C untuk dianalisis pada hari tersebut atau esok harinya.
Penentuan kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida dilakukan menurut metode enzimatis Randox. Sedangkan kadar VLDL dihitung dengan rumus menurut (Friedewald et al., 1972) yaitu VLDL = (trigliserida)/5. Kadar Lipid diperoleh dengan cara menjumlahkan kadar kolesterol total dengan kadar trigliserida (Sitepoe, 1992).
Analisa data
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Apabila diantara perlakuan ada perbedaan yang nyata (P

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh hiperkolesterolemia terhadap kadar lipid serum darah kelinci
Kadar lipid (kolesterol total dengan trigliserida) serum darah kelinci yang diberi perlakuan hiperkolesterolemia dengan pemberian kuning telur 2 gr/ekor/hari dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kadar lipid yang terukur pada perlakuan hiperkolesterolemia sebelum perlakuan dengan yoghurt.
Parameter Kelompok1)
K A B C D
Rata-rata kadar lipid(mg/dl) 107,9a2) 183,5b 182,9 b 182,6 b 182,4 b
Keterangan:
1.Kelompok K(kontrol nonhiperkolesterolemia); A,B,C,D(kelompok hiperkolesterolemia).
2. Nilai dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P

Rata-rata kadar lipid serum darah kelinci hasil perlakuan hiperkolesterolemia menunjukkan kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol non-hiperkolesterolemia (Tabel 1). Menurut Sitepoe (1992) kadar hiperkolesterolemia dapat dilihat dari kadar lipid yang terukur yang meliputi kadar kolesterol dan trigliserida sebelum perlakuan dengan yoghurt. Hasil ini dinyatakan sebagai kondisi hiperkolesterolemia. Bila dibandingkan dengan kadar normalnya (kelompok K), semua kelompok perlakuan dengan pemberian kuning telur memperlihatkan kadar lipid yang sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa kelinci tersebut telah menderita hiperkolesterolemia.
Menurut Lidya (2001) pemberian pakan yang mengandung kuning telur sebanyak 2,02 gr (setara dengan 0,1% kolesterol dalam pakan) dapat meningkatkan kadar total kolesterol dan LDL, tetapi tidak terhadap kadar trigliserida. Kondisi ini sudah menyebabkan keadaan hiperkolesterolemia pada hewan percobaan.

Pengaruh pemberian Yoghurt terhadap kadar kolesterol total dan profil lipoprotein
Kadar kolesterol total dan profil lipoprotein serum kelinci secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 2.
Tabel 2. Kadar kolestrol, trigliserida dan profil lipoprotein serum darah
Kelinci.
Parameter Kadar dalam serum (mg/dl)1)
K A B C D
Kolesetrol TotalHDLTrigliseridaVLDLLDL 46,80a2)19,40a61,67a12,33a15,03a 120,5b24,8b52,3b10,46b85,21b 117,5b25,23b52,63b10,53b81,77b 99,5b25,57bc52,57b10,51b 63,42b 71,8c26,43c52,37b10,47b34,93b
Keterangan:
1.Kelompok K(kontrol tanpa perlakuan); A(kelompok hiperkolesterolemia), B,C,D, (kelompok
hiperkolesterolemia dengan pemberian yoghurt).
2. Nilai dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P berbeda nyata (P>0,05)
Penurunan kadar kolesterol mulai terlihat pada pemberian yoghurt dengan dosis 4-6 cc/ekor/hari. Hal ini telah menunjukkan bahwa pemberian yoghurt mampu untuk menurunkan kadar kolesterol total serum darah kelinci pada keadaan hiperkolesterolemia dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan kelompok kontrol hiperkolesterolemia (kelompok A) yang tidak diberi perlakuan dengan yoghurt (P Beberapa peneliti seperti Thompson et al. (1982), Navder dan Fryer (1990) menyatakan bahwa yoghurt dapat mempengaruhi kadar kolesterol manusia. Diduga terdapat senyawa yang bekerja menghambat aktivitas enzim beta hidroksi-beta metilglutaril koenzim A (HMG-KoA) pada jalur sintesis kolesterol.
Menurut Linder, MC. (1985) populasi yang mengkonsumsi yoghurt tinggi mempunyai insiden aterosklerosis yang rendah. Hal ini karena dalam yoghurt terdapat faktor yang dapat menurunkan sintesis kolesterol endogen yaitu suatu asam urotat yang merupakan prekursor pirimidin yang dapat memblok lintasan kolesterol, mungkin pada HMG-KoA reduktase. Sejalan dengan ini menurut Krischevsky (1979) dalam Linder (1985) air susu asam, yoghurt dan air susu lengkap bersifat hipokolesterolemik pada hewan dan manusia.
Mikroba bibit yoghurt yang ditumbuhkan dalam susu akan menyebabkan terbentuknya beberapa senyawa yang memberi aroma dan rasa pada yoghurt seperti asam asetat, propionat, laktat, piruvat, oksalat dan asetoin (Bintang, 1999). Menurut Harianto (1996) dan Napitupulu (2003) asam propionat ternyata dapat menghambat sintesis kolesterol di dalam hati melalui penghambatan aktivitas enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril CoA reduktase, yang mana enzim ini penting sekali peranannya dalam sintesis kolesterol di dalam hati.
Kadar HDL pada pemberian 6cc/eor/hari (kelompok D) meningkat dan berbeda nyata (P Pemberian yoghurt juga menurunkan kadar trigliserida, LDL dan VLDL serum darah kelinci tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) bila dibandingkan dengan kontrol (kelompok A). Kadar Trigliserida yang dihasilkan oleh hati akan diangkut ke jaringan adipose melalui alur endogen. Lipoprotein yang berperan dalam alur ini diawali oleh VLDL, yang selanjutnya terhidrolisis menjadi LDL. LDL akan diserap oleh sel-sel pada jaringan selain hati melalui reseptor LDL yang terdapat dipermukaan sel. Kurang lebih 75-80% dari partikal LDL akan dikonversi ke partikal HDL oleh enzim lesitin kolesterol asil transperase (LCAT) untuk diangkut ke hati dan disirkulasikan kembali (Lidya, 2001). Kemungkinan peran metabolit di dalam yoghurt dapat merangsang kerja enzim LCAT, sehingga kadarnya cenderung menurun. Penurunan LDL akan menurunkan resiko menderita ateroskeloris.

KESIMPULAN
Pemberian yoghurt sampai dengan dosis 6 cc/ekor/hari selama 5 hari mampu menurunkan kadar kolesterol total serum darah kelinci dalam keadaan hiperkolesterolemia dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan kelompok kontrol hiperkolesterolemia tanpa pemberian yoghurt (P Profil kolesterol dan lipoprotein serum darah kelinci setelah pemberian yoghurt sampai dengan dosis 6 cc/ekor/hari selama 5 hari adalah sebagai berikut: Kolesterol (71,8), HDL(26,43), Trigliserida (52,37), VLDL (10,47) dan LDL (34,93) mg/dl.

UCAPAN TERIMAKASIH
Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Dosen Muda Nomor: 042/P4T/DPPM/PDM/III/2003 tanggal 28 Maret 2003.

DAFTAR PUSTAKA

Abbott, R.D. dan P.W.F. Wilson. 1988. High Density Lipoprotein Cholesterol, Total Cholesterol Screening and Myocardial Infarction. Arteriosclerosis 8:207-211.

Bintang, M. 1999. Aspek Biokimiawi bakteri asam laktat selain sebagai bibit keju dan yoghurt. Orasi Ilmiah Guru Besar tetap Ilmu Biokimia, FMIPA IPB. Bogor. Hal 23.

Deminshen. 1991. Pengaruh EDTA terhadap Aterogenesis pada Kera ekor panjang (Maccaca fascicularis). Disertasi Program Pascasarjana, IPB-Bogor. 122 Halaman
Friedewald, N.T., R.I. Levy, dan R.I. Frieddericson. 1972. Estimation of The Concentration of Low density lipoprotein cholesterol Plasma without Use of The Prepagative Ultracentrifugation. Clin. Chem. 18 (6): 499-502

Gaman, P.M dan K.B. Sherington. 1992. Pengantar Ilmu Pangan: nutrisi dan mikrobiologi. Yayasan penerbit Universitas Indonesia. Hal.: 134-135.

Harianto. 1996. Manfaat serat kasat makanan. Sadar pangan dan Gizi. Vol.5(2):4-5

Linder, MC. 1985. Biokimia nutrisi dan metabolisme (terjemahan Aminuddin Parakasi 1992). Penerbit UI Press. Ha.613.

Lidya, I.M. 2001. Minyak sawit mempercepat regresi aterosklerosis aorta pada kelinci hiperkolesterolemia ringan, tetapi tidak pada yang hiperkolesterolemia berat. Thesis Pascasarjana IPB, Bogor. 42 halaman.

Manuck, S., J.R. Kaplan, dan T.B. Clarkson. 1983. Behaviorraly Induced Heart Rate Reactivity and Atheroscelosis in Cynomogus Monkeys. Psychosomatic Medicine. Vol. 45(2): 95-107.

Napitupulu, R.N.R., T. Yulineri, R. Hardiningsih, dan N. Nurhidayat. 2003. Daya Ikat Kolesterol dan Produksi Asam Organik Isolat Lactobacillus Terseleksi untuk Penurun Kolesterol. Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia. Bandung, 29-30 Agustus 2003. Hal. 137

Navder, K.P., dan H.C. Fryer. 1990. Effect of Skim Milk Yoghurt, Orotic Acid and Uric Acid on Lipid Metabolism in Rat. J.of. Nutr. Biochem. I (2): 640-646

Sitepoe, M. 1992. Kolesterol Fobia, Keterkaitannya Dengan Penyakit Jantung. PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 10, 23.

Suarsana, N. 2001. Potensi zat Bakteriostatik Alami Bakteri Asam Laktat yang Dijumpai dalam Yoghurt. Majalah Kedokteran Udayana. Vol. 32(112):78-82.

Suryani, N.N. dan I.G.N.J. Bidura. 2000. Pengaruh Suplementasi Ragi tape dalam Ransum terhadap Kualitas Fisik dan Kadar Kolesterol Telur Ayam Lohmann Brown. Majalah Ilmiah Peternakan Vol. 3(1):1-24.

Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1989. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi 2 (Terjemahan). Penerbit PT. Gramedia, Jakarta

Thomson, L.U., D.J.A. Jenkins, M.A. Vic Amer, R. Reinchert, A. Jenkins, dan J. Kandsky. 1982. The Effect of Fermented and Unfermented Milk on Serum Cholesterol. Am.J. of. Chin. Nutr. 36:1106-1111