Wed 6 Apr 2005
Polimorfisme Genetik Monyet Ekor Panjang Di Daerah Pariwisata Uluwatu, Bali
Posted by admin under Jvet Vol 5(2) 2004Polimorfisme Genetik Monyet Ekor Panjang Di Daerah Pariwisata Uluwatu, Bali
(GENETIC POLYMORPHISM IN LONG-TAILED MACAQUES AT TOURISM AREA OF ULUWATU, BALI)
I NENGAH WANDIA1,2; Sri Supraptini Mansjoer3,4; Bambang Suryobroto4,5
1. Laboratorium Anatomi Veteriner FKH, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Bali; 2. Pusat Kajian Primata Universitas Udayana; 3. Laboratorium Pemuliaan Ternak, FAPET, IPB; 4. Program Studi Primatologi, IPB;
5. Laboratorium Zoologi, FMIPA, IPB
ABSTRAK
Pengungkapan berbagai parameter genetika populasi memiliki nilai yang strategis. Selain merupakan khasanah informasi ilmiah, parameter tersebut dapat digunakan untuk memprediksi viabilitas masa depan suatu populasi, dan bahan pertimbangan untuk usaha-usaha konservasi. Penelitian ini ditujukan untuk mengungkapkan beberapa parameter genetika populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di daerah Pariwisata Uluwatu, Bali. Sejumlah empat belas sampel DNA monyet dianalisis menggunakan delapan pasang primer mikrosatelit (D1S533, D1S548, D1S550, D2S367, D3S1768, D5S820, D12S67, and D19S210) yang diamplifikasi melalui teknik PCR. Produk PCR dipisahkan dengan elektroforesis gel poliakrilamid 6%, dan dimunculkan dengan pewarnaan perak. Hasil penelitian menujukkan bahwa selain lokus D19S210, tujuh lokus mikrosatelit lainnya adalah polimorfik dengan jumlah alel per lokus antara dua sampai empat. Rataan heterosigositas (H) keseluruhan lokus sebesar 0,559±0,084. Secara umum, kawin acak masih terjadi pada populasi monyet di daerah Uluwatu (dalam Keseimbangan Hardy-Weinberg). Derajat diferensiasi genetik antar kelompok sosial rendah sampai sedang (FST=0,078), dan jumlahabsolut dari imigran di setiap kelompok sosial hádala lebih kurang dari tiga ekor per generasi. Berdasarkan beberapa parameter genetika populasi yang ditemukan dan dengan memperhatikan kehidupan kultur sosial masyarakat Bali terutama masyarakat di daerah Uluwatu, dapat disimpulkan bahwa keberadaan jangka panjang populasi monyet di daerah pariwisata Uluwatu dapat dipertahankan.
Kata kunci: polimorisme genetik; monyet ekor panjang; mikrosatelit
ABSTRACT
Disclosing various genetic parameters of a population have a strategic value in understanding the dynamics of the population. Besides providing scientific information, such parameters can also be used to predict the future viability of populations, and also for conservation efforts. This study was directed to explore some parameters of population genetic in long-tailed macaques (Macaca fascicularis) at a tourism area of Uluwatu, Bali. As may as fourteen DNA samples were genotyped using eight pairs of microsatellite primers (D1S533, D1S548, D1S550, D2S367, D3S1768, D5S820, D12S67, and D19S210) and amplified by PCR technique. The PCR products were analysed by sodium dodecyl slfate – polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE) using 6% polyaclylmide gel. The DNA band were then visualized by silver staining. The result showed that, with an exception of D19S210 locus, seven microsatellite loci were polymorphic with 2-4 numbers of alleles per locus. The average heterozygosity (H) across the eight loci was 0,559±0,084. The study indicated that, generally, random mating still occur in macaque population at Uluwatu (still in the Hardy-Weinberg equilibrium).The level of genetic differentiation among macaque social groups was low to moderate (FST=0,078), and the absolute number of immigrant in each group was approximately three macaques per generation. Based on these parameters and by taking into account the socio- cultural life of Balinese people, particularly in Uluwatu, a long-term existence of the macaques in Uluwatu could still be maintained.
Key words: genetic polymorphism; long-tailed macaques; microsatellite
March 10th, 2006 at 10:44 am
i want article all about polymorphism