Perubahan Morfologi Hati dan Ginjal Mencit
Yang Diinduksi Karbontetraklorida (CCl4)

(MORPHOLOGICAL CHANGES OF LIVER AND KIDNEY INDUCED WITH
CARBONTETRACLORIDA IN MICE)

Ida Bagus Oka Winaya 1), I Nyoman Suarsana 2)
1) Laboratorium Patologi Veteriner, 2) Laboratorium Biokimia
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Denpasar.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan morfologi hati dan ginjal mencit yang diinduksi dengan karbontetraklorida (CCl4). Secara acak lima belas ekor mencit dipilih lalu dimasukkan ke dalam kandang I, II dan III yang masing – masing berisi lima ekor mencit. Kandang I sebagai kontrol negatif (To) diberikan 0,2 ml minyak kelapa, kandang II (T1) diberikan 0,1 ml larutan CCl4 dan Kandang III dierikan 0,2 ml larutan CCl4 (16,47 mg). Sebelum diberi perlakuan semua mencit diadaptasikan selama empat hari. Pada hari ke 5, Perlakuan II dan III diberikan larutan CCl4 secara per oral selama 10 hari. Pada hari ke 14, semua mencit dinekropsi setelah terlebih dahulu dietanasi dengan cara dislokasi capitis. Secara makroskopis organ hati dan ginjal diamati untuk melihat adanya perubahan, potongan jaringan hati dan ginjal diambil masukkan dalam pot yang sudah berisi buffer formalin 10 %. Kemudian diproses dan diwarnai dengan pewarna hematoksilin dan eosin (HE). Hasil pengamatan makroskopis pada organ hati dan ginjal yang dierikan 0,2 ml CCl4, ditemukan adanya perubahan warna dari bercak merah sampai hitam. Di beberapa tempat ditemukan adanya cekungan putih yang berbatas jelas dengan jaringan normal disekitarnya. Secara mikroskopis mencit yang diberikan 0,2 ml CCl4, pada hati dan ginjal ditemukan perubahan seperti: kongesti difusa, degenerasi hidrofik, melemak dan nekrosis.
Kata kunci : perubahan morfologi, karbontetraklorida, hati dan ginjal.

ABSTRACT
The aim of the reaserch is to investigate the morphological changes of liver and kidney induced with karbontetraklorida in mice. Fifteen male mice (average age = 2 months old) were divided randomly into three groups – five mice per group. After being adapted for four days, on day 5th the mice were treated as follow : group I (To) were given 0,2 ml coconut oil, group II (T1) were given 0,1 ml CCl4 and group III (T2) were given 0,2 ml CCl4 (16,47 mg) (toxic dose). Finally all mice were nekropsied on day 14th, liver and kidney tissue were preserved in the buffer formalin 10 % to examined by routine procedure. Macroscopically, visible color from redness to black and some of area were found concave white lesion at mice were treated by 0,2 ml CCl4. Microscopically, several changes were found such as ; severe congested, hydrofic degeneration, fatty changes and necrosis at all the mice were treated by 0,2 ml CCl4.
Key word : morphological changes, karbontetrachlorida, liver and kidney.
PENDAHULUAN
Karbontetraklorida adalah produk hasil karbon disulfida atau reaksi dari disulfida dengan sulfur monoklorida. Karbontetraklorida adalah zat volatil yang tidak berwarna, terasa panas, berbau seperti kloroform. Karontetraklorida tidak dapat larut dalam air (Jones et al, 1977), namun dapat larut dalam alkohol, kloroform, ether dan minyak volatil (Reynollds, 1996).
Karbontetraklorida digunakan secara luas sebagai anthelmentik dan fascioliasis (Seawright, 1982). Pendapat yang sama juga dijelaskan oleh Jones et al (1977) bahwa karbontetraklorida dapat digunakan untuk membasmi cacing nematoda pada ayam, anjing, kambing, domba dan kuda.
Dampak racun karbontetraklorida pada sel hati terjadi akibat meningkatnya kadar peroksidasi lipid disebabkan oleh adanya reaksi antara radikal bebas hasil aktivasi CCl4 dengan asam lemak tak jenuh yang banyak terdapat pada membran sel (Jusman dkk, 1995). Prince dan Wilson ( 1995) berpendapat bahwa pemerian karbontetraklorida per oral dapat menyebabkan nefrotoksik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan morfologi hati dan ginjal mencit yang diinduksi dengan karbontetraklorida (CCl4).

MATERI DAN METODA
Materi
Pada penelitian ini digunakan 15 ekor mencit jantan strain Balb C berumur 60 hari dengan rerata berat badan 30 gram. Karbontetraklorida (CCl4) diperoleh di Apotek dengan konsentrasi 1,59 g/ml. Pakan yang diberikan adalah pakan burung produksi PT. Confeed. Kandang plastik sebanyak tiga buah diberi penutup jaring kawat dengan ukuran 20 x 30 cm dengan tinggi 10 cm. Bahan dan peralatan lainnya yaitu : buffer formalin 10 %, alkohol 70 %, 95 % dan alkohol asolut, xylol, acid alkohol, hematoksilin dan eosin, granul parafin, pot plastik, gunting pinset dan standing jar.

Metode
Pada penelitian ini menggunakan 15 ekor mencit yang dipilih secara acak kemudian dimasukkan ke dalam kandang plastik. Lima ekor untuk kandang I, lima ekor untuk kandang II dan lima ekor untuk kandang III. Kandang I digunakan sebagai kontrol (To) diberikan 0,2 ml minyak kelapa, kandang II (T1) diberikan 0,1 larutan CCl4 dan kandang III diberikan 0,2 ml (16,47 mg) larutan CCl4. Dosis 0,2 ml yang setara dengan 16,47 mg larutan CCl4 adalah dosis toksik yang direkomendasikan oleh Jusman dkk (1995). Pada hari ke 5, larutan CCl4 diberikan pada perlakuan T1 dan T2 secara per oral selama 10 hari. Pada hari ke 14, semua mencit dinekropsi setelah terlebih dahulu dietanasi dengan cara dislokasi capitis. Secara makroskopik organ hati dan ginjal diamati untuk melihat adanya perubahan, lalu potongan jaringan hati dan ginjal diambil masukkan ke dalam pot yang sudah berisi buffer formalin 10 %. Kemudian diproses dan diwarnai dengan pewarna hematoksilin dan eosin (Luna, 1968).
Analisis Data
Data kualitatif hasil pengamatan makroskopik dan mikroskopik dianalisis secara deskriftif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan makroskopik pada organ hati (Gambar 1) dan ginjal (Gambar 2) mencit yang diberikan 0,2 ml larutan CCl4, berupa adanya perubahan warna dari bercak merah sampai hitam. Di beberapa tempat ditemukan juga adanya cekungan putih yang berbatas jelas dengan jaringan normal disekitarnya. Sedangkan perlakuan kontrol (To) yang dierikan 0,2 ml minyak kelapa tidak ditemukan adanya perubahan patologik. Dari hasil pengamatan makroskopik menunjukkan bahwa dosis toksik CCl4 untuk terjadinya perubahan ditingkat jaringan adalah 0,2 ml yang diberikan secara per oral. Perubahan warna merah sampai hitam dan adanya cekungan putih adalah indikasi dari adanya nekrosis secara makroskopis (Thomson, 1984). Dari hasil pengamatan mikroskopik ditemukan adanya kongesti difusa pada hati dan ginjal semua mencit yang diberikan 0,2 ml larutan CCl4 (T2). Dari keseluruhan hati yang diperiksa nekrosis ditemukan pada daerah centrolobuler. Sedangkan pada ginjal nekrosis ditemukan pada glomerulus dan tubulus. Perubahan lain seperti degenerasi hidrofik dan melemak juga dapat ditemukan pada kedua organ. Pada perlakuan 0,1 ml larutan CCl4 (T1) hanya ditemukan adanya kongesti dan degenerasi hidrofik.
Hasil pengamatan mikroskopik ini memperkuat laporan jusman dkk (1995) bahwa pemberian CCl4 dalam waktu lama dapat meningkatkan kadar peroksidasi lipid sebagai hasil reaksi antara radikal bebas dengan asam lemak tak jenuh yang banyak terdapat pada membran sel. Pada lisosom lipid peroksidasi menyebabkan terjadinya kebengkakan, pada retikulum endoplasmik mengganggu sintesis protein, sekresi lipoprotein berkurang akhirnya tejadi akumulasi lemak, pada inti menyebabkan terjadinya pemadatan kromatin (Thomson, 1984).

. Jaringan hati yang diinduksi 0,2 ml CCl4

Gambar 1. Jaringan hati yang diinduksi 0,2 ml CCl4 memperlihatkan perubahan
seperti kongesti, degenerasi hidrofik, melemak dan nekrosis (10 x 40)

Jaringan ginjal yang diinduksi 0,2 ml CCl4

Gambar 2. Jaringan ginjal yang diinduksi 0,2 ml CCl4 memperlihatkan perubahan
seperti kongesti, degenerasi hidrofik, melemak dan nekrosis (10 x 40)

KESIMPULAN
Perubahan makroskopik hati dan ginjal mencit akibat induksi 0,2 ml larutan CCl4 per oral adalah adanya perubahan warna dari merah sampai hitam. Juga ditemukan adanya cekungan putih di beberapa tempat yang berbatas jelas dengan jaringan normal disekitarnya. Perubahan mikroskopik yang dapat ditemukan yaitu kongesti difusa, degenerasi hidrofik, melemak dan nekrosis.
DAFTAR PUSTAKA
Jones, L.M., N.H. Booth and L.E.M. Donald. 1977. Veterinary Pharmacology and Therapeutics. Fourth Edition. The Iowa State University. Amerika.

Jusman, S.W.A., M. Sadikin dan I.P. Harahap. 1995. Penghambatan Kadar Peroksidasi Lipid Hati akibat Radikal Bebas pada Keracunan CCl4 Oleh Bawang – bawangan. Seminar Nasional Perhimpunan Biokimia dan Biologi Molekuler Indonesia XII 17 18 Desember 1995. Denpasar.

Prince, S.A and L.M. Wilson. 1995. Pathophysiology, Clinical concepts of Disease Processes. Alih bahasa Peter Anugerah. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jkt.

Luna, L.G. 1968. Manual of Histologic Stainning Methods of The Armed Forces
Institute of Pathology. 3rd ed. Mc Graw Hill Book Co.

Reynollds, J.E.S. 1996. Martindale The Extrapharmacopoera. Thirthy – first Edition. The Royal Pharmaceutical Society. London.

Seawright, A.A. 1982. Chemical and Plant Poison. Animal Health in Australia Vol 2. Australian Government Publising Service. Camberra.

Thomson, R.G. 1984. General Veterinary Pathology. Second Edition. W.B. Saunder Company. Philadelphia.