Farmakokinetik Oksitetrasiklin
Melalui Pemberian Intravena Dosis Tunggal
pada Anjing Sehat dan Demam

PHARMACOKINETIC OF OXYTETRACYCLINE
WITH INJECTION INTRAVENOUS SINGLE DOSE
IN HEALTHY AND FEVERED DOGS

KETUT BUDIASA

Lab. Farmakologi dan Toksikologi Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana
Jl. PB Sudirman Denpasar 80232.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari profil farmakokinetik oksitetrasiklin pada anjing sehat dan demam . Penelitian menemukan bahwa pada anjing demam, kecuali harga luas daerah di bawah kurva (AUCo-~) dan pembersihan total (Clt), semua harga parameter menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan anjing sehat (p Dari penemuan diatas pertanyaan yang dapat diajukan apakah pengaturan dosis oksitetrasiklin perlu disesuaikan pada hewan yang mengalami perubahan fisiologis.

Kata kunci : farmakokinetik, oksitetrasiklin, anjing, demam.

ABSTRACT

Pharmacokinetic studies have been carried out in dogs, to determine the kinetic parameters of oxytetracycline in healthy and fevered dogs. From the kinetic parameters, it was found that, except for the total area under the curve( AUC o-~) and the total clearence (Clt), all parameters found in fevered dogs were significantlly different from those of the healthy ones, except an increase of values was noticed in the distribution rate constant (α), distribution rate constant for transfer of drug from central to peripheral compartement (k12), the volume of distribution at steady state (Vdss), volume of distribution by area method (Vdarea), and the biologic at half-life (t½β), however, the values the distribution rate constant for transfer of drug from peripheral to central compartement (k21) and overall elimination rate constant (β) were found to decrease.
From the above findings a question should be raised whether the regiment of the oxytetracycline should be redefined for animals in altered physiological condition.

Key word: pharmacokinetic, oxytetracycline, dogs, fever.

PENDAHULUAN

Anjing sebagai hewan kesayangan merupakan pasien yang cukup sering dibawa ke dokter hewan praktek atau poliklinik hewan untuk mendapatkan tindakan pengobatan. Oksitetrasiklin adalah salah satu dari golongan antibiotik tetrasiklin yang telah umum digunakan oleh dokter hewan dalam upaya pengobatan pasien yang menderita infeksi bakteri. Antibiotik ini mempunyai spektrum antibakteri yang luas terhadap bakteri Gram positif dan negatif, aerob dan anaerob. Disamping itu antibiotik ini juga aktif terhadap mikoplasma, riketsia, klamidia,ehrlisia, dan anaplasma (Jawetz, 1987; Brander etal., 1991).
Walaupun antibiotik oksitetrasiklin sudah lama dipasarkan dan digunakan untuk terapi terhadap penyakit infeksi bakteri baik dibidang kesehatan manusia maupun hewan, namun masih jarang tersedianya informasi mengenai profil farmakokinetik oksitetrasiklin pada anjing. Didasarkan atas permasalahan tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian dan pengkajian parameter farmakokinetik oksitetrasiklin.

MATERI DAN METODE
Hewan coba
Pada percobaan ini digunakan enam ekor anjing jantan, bangsa campuran, umur antara lima sampai tujuh bulan dan berat badan lima sampai delapan kilogram, yang diadaptasikan dalam kandang penelitian selama dua minggu, diberi makan dan minum sesuai dengan kebutuhannya.

Antibiotik oksitetrasiklin
Bahan yang dipakai dalam penelitian ini berupa oksitetrasiklin bubuk pro analisis (Pfizer), toksoid tetanus (Kimia Farma), dan reagen-reagen pro analisis antara lain: trikhloroasetat (TCA), natrium asetat, timbal nitrat, kalium iodida, kalsium khlorida, natrium khlorida, amonia pekat, etil asetat, natrium barbital, magnesium asetat, dan metanol ( E. Merk Darmstadt).

Rancangan penelitian dan penentuan kadar oksitetrasiklin dalam serum
Penelitian ini menggunakan rancangan sama subjek. Sebelum diberikan perlakuan anjing dipuasakan selama 12 jam, kemudian ditimbang berat badannya untuk menentukan kebutuhan oksitetrasiklin yang akan diberikan (10 mg/kgBB). Untuk menginduksi timbulnya demam, anjing diinjeksikan toksoid tetanus sebanyak 5 ml sehari sebelum pemberian oksitetrasiklin. Sampel darah sebanyak 1,5 ml diambil dari vena sefalika lima menit, lima belas menit , dan tiga puluh menit sebelum pemberian obat, dilanjutkan pada jam ke 1, 2, 4, 6, 9,12,18, dan 24 setelah pemberian oksitetrasiklin . Kadar oksitetrasiklin dalam serum ditentukan dengan metode Bogert dan Kroon (1981). Intensitas obat dibaca pada panjang gelombang eksitasi 407 nm dan panjang gelombang emisi 495 nm dengan seperangkat alat spektrofluorometer Hitachi 3000.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Farmakokinetik Oksitetrasiklin
Profil farmakokinetik oksitetrasiklin setelah diberikan secara intravena 10 mg/kg BB dosis tunggal baik pada anjing sehat dan demam menunjukkan kurva bifasik sehingga untuk selanjutnya data diterangkan dengan model dua kompartemen terbuka yang didasarkan atas hasil analisis dari perangkat lunak STRIPE yang telah direvisi tahun 1984 oleh Jung (Johnston dan Woollard, 1983) yaitu terlihat adanya fase distribusi dan fase eliminasi seperti tersaji pada gambar berikut.

Gambar 1. Kurva semilogaritmik purata kadar oksitetrasiklin dalam serum terhadap
waktu setelah diberikan secara intravena dosis tunggal pada anjing sehat
dan demam.

Tabel 1. Harga parameter farmakokinetik (purata ± SEM) oksitetrasiklin pada
anjing sehat dan demam setelah diberikan secara intravena 10 mg/kg BB
dosis tunggal.

NO Parameter Farmakokinetik Harga Parameter (purata ± SEM)
Sehat Demam
1 α (jam-1) 3,09 ± 0,32 4,31 ± 0,21*
2 t½ α (jam) 0,24 ± 0,03 0,16 ± 0,009*
3 k12 (jam-1) 1,97 ± 0,23 3,16 ± 0,16*
4 k21 (jam-1) 0,62 ± 0,09 0,42 ± 0,08*
5 k13 (jam-1) 0,61 ± 0,07 0,77 ± 0,13ns
6 Β (jam-1) 0,12 ± 0,008 0,07 ± 0,002*
7 t½ β (jam) 6,04 ± 0,37 10,76 ± 0,40*
8 AUCo-~ (μg.jam/ml) 164,65 ± 18,41 133,25 ± 11,26ns
9 Vdss (ml/kg) 445,99 ± 39,63 1035,02 ± 84,43*
10 Vdarea (ml/kg) 552,60 ± 54,31 1230,24 ± 123,0*
11 Clt (ml/jam/kg) 64,37 ± 6,57 79,31 ± 7,75ns
Keterangan :
Α : tetapan laju distribusi β : tetapan laju eliminasi
t½ α : waktu paruh distribusi t½ β : waktu paruh eliminasi
k12 : tetapan laju dari kompartemen AUCo-~ : daerah di bawah kurva
sentral ke kompartemen perifer Vdss : volume distribusi dalam keadaan tunak
k21 : tetapan laju dari kompertemen Vdarea : volume distribusi metode area
perifer ke kompartemen sentral Clt : pembersihan total

Harga-harga parameter farmakokinetik oksitetrasiklin pada anjing sehat dan demam setelah diberikan 10 mg/kg BB dosis tunggal yang diperoleh disajikan pada Tabel 1., hal mana menunjukkan adanya perbedaan bermakna diantara beberapa nilai parameter farmakokinetik oksiterasiklin diantara ke dua kelompok perlakuan.
Dari Tabel 1. diatas, terlihat bahwa harga α, k12, t½β, Vdss, dan Vdarea nyata lebih besar (p0,05).
Dari hasil uji t berpasangan terlihat bahwa pada anjing yang mengalami demam terjadi peningkatan parameter farmakokinetik oksitetrasiklin yang meliputi α, k12, t½ β, Vdss, dan Vdarea. Fenomena ini menunjukkan bahwa meningkatnya suhu tubuh disertai dengan peningkatan laju denyut jantung dan frekuensi napas. Pada pemberian oksitetrasiklin secara intravena ini terlihat adanya perubahan profil farmakokinetik distribusi maupun eliminasi.
Kinetik distibusi dapat dikaji dari harga parameter farmakokinetik α, t½α, k12, k21, Vdss, dan Vdarea. Pada penelitian ini memperlihatkan perbedaan bermakna (p a β
Kinetika eliminasi dapat dikaji dari harga paramter kinetika tetapan laju dari kompartemen sentral (k13), tetapan laju eliminasi dari tubuh ( β ), waktu paruh eliminasi (t½β ), dan pembersihan total (Clt). Pada penelitian ini memperlihatkan perbedaan bermakna (p t½β = 0,693 X Vd
Clt
Pada pemberian oksitetrasiklin secara intravena harga parameter kinetika pembersuhan total (Clt) memperlihatkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05), fenomena ini menunjukkan bahwa kemungkinan tidak terjadinya hambatan proses elimiansi oksitetrasiklin melalui organ eliminasi, dengan kata lain hati dan ginjal tidak mengalami gangguan, hal ini disebabkan oleh karena rendahnya rasio ekstraksi oksitetrasiklin pada kedua organ eliminasi tersebut (Rowland dan Tozer, 1989., Ritschel, 1992).
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang diperoleh meliputi, harga tetapan laju distribusi antar kompartemen (k12 dan k21), dan volume distribusi (Vdss dan Vdarea, pembersihan total (Clt) dan waktu paruh eliminasi ( t½β ), serta parameter farmakokinetik lainnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Tetapan laju distribusi dari kompartemen sentral ke kompartemen perifer pada anjing sehat 1,97 ± 0,22 jam-1 meningkat secara bermakna menjadi 3,19 ± 0,16 jam-1 pada anjing demam.
Penurunan bermakna (p Peningkatan bermakna (p Peningkatan bermakna (p

UCAPAN TERIMA KASIH
Kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Subronto, MSc (Lab. Klinik Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada) dan Drs. Mulyono (Lab. Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, dan semua pihak yang membantu kelancaran penelitian dan penulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ames, T.R, V.L., Larson , and C.M., Stowe . 1983. Oxytetracycline concentra
tions in healthy and diseased calves., Am.J. Vet.Res., 44:1354-1357.
Bogert, C., and A.M. Kroon. 1981. Fluorometric Determination of Tetracycline
in Small Blood and Tissue Samples., J. Pharm. Sci., 70: 186-189.
Brander, G.C., D.M. Pugh, R.J. Bywater, and W.L. Jankin. 1991. Veterinery
Applied Pharmacology and Therapeutics., 5th ed. Billiere Tindall, London
pp 67-73.
Jawetz., E. 1987. Chloramphenicol and Tetracycline., in Basic and Clinical Phar
macology. 3rd ed. Edit: B.G. Katzung. Lange Medical Pub. Los Altos, California. pp 630-633.
Johnston, A. , and R.C. Woollard. 1983. STRIPE: A Computer Program for
Pharmacokinetics . J. Pharmacol. Meth., 9:193-199.
Ritschel, W.A. 1992. Hand book of Basic Pharmacokinetics including Clinical
Application . 4th. Ed. Hamilton, pp. 48-322.
Roland , M., and T.N. Tozer. 1989 . Clinical Pharmacokinetics: Concept and
Applications., Lee and Febiger, Philadelphia. pp: 16-38.